Politisi Pemberontak !

Saya ingin bertanya, mengapa manusia cenderung mengejar kekuasaan yang sifatnya duniawi? Boleh menjawab karena dengan berkuasa dia mampu menentukan nasib orang banyak. Karena dengan berkuasa, dia bisa membawa masa depan negara ini dengan aras yang sesuai dia tentukan. Sesuai dengan idealismenya, dan lain sebagainya dan lain sebagainya.

Sekarang kembali aku utarakan pertanyaan, apakah tidak ada jalan lain membawa masa depan negeri ini menjadi lebih baik tanpa jalan politik praktis? Banyak ! Banyak sekali jalan yang bisa ditempuh oleh WNI untuk membawa negeri ini sebagai jalan pengabdian.

Contohnya adalah membangun Taman Baca Masyarakat (TBM) mungkin, membangun LBH atau membukan kantor pro deo/prabono, atau bahkan mengembangkan ekonomi masyarakat dimana itu berbasis Kekeluargaan sebagaimana ekonomi kerakyatan dengan hadirnya koperasi masyarakat.

Jika ada yang menimpali LAMA ! Emang benar lama. Bukankah via stakeholder juga demikian? Saya sendiri membayangkan, hidup di tataran parlemen itu tak jauh-jauh intrik kepentingan pemodal. Coba lihat Jokowi itu, dia gak begitu berani menegakkan sandi-sandi toleransi, dia gak begitu tegas memperjuangankan hukum sebagaimana status Indonesia ini.

Sama saja aku kira, mungkin yang membedakan adalah ketenangan bhatin. Yhaaa ketenangan jiwa pelakunya. Orang yang mau jalan melalui akar rumput, dia masih bisa menjaga kewarasan politik basisnya. Akal sehatnya masih terjaga. Aman ! Sedang dia yang berada di parlemen, aman kah jiwanya? Nyaman fisik mungkin iya, namun nyaman jiwanya saya masih meragukan.

Dimana gemuruh hati dan bhatinnya adalah untuk berkuasa, meloby sana sini agar ambisi duniawinya terpenuhi. Setiap tindak tanduk adalah upaya dia meloloskan kepentingannya. Dimanakah ketulusan itu dihadirkan.. Seringkali saya mempertanyakan ini pada politisi-politisi.

Berpolitik praktis barangkali menarik, namun bagi mereka yang sudah mapan status quonya. Tetapi apa menariknya menjadi politisi yang sifatnya receh, menjadi tim hore dan pengikut para petingginya.

Mereka udah gak diizinkan menjadi PNS, gak diizinkan melaksanakan cita-cita yang dikejar selagi masih di bangku sekolah. Mereka hanya pure boleh mengurusi urusan partai, sembari mungkin melaksanakan agenda-agenda produktif barangkali dengan pendampingan basis dsb.

Makanya di negeri ini orang pintar, orang tekun, orang rajin yang menjaga dirinya untuk tetap produktif dalam lingkaran intelektual itu dipimpin oleh mereka politisi g*bl*k yang hanya dipenuhi ambisi kuasa duniawi saja.

Barangkali miris melihat kondisi yang parsial seperti itu.

Saya salut pada mereka yang mau terjun di parlemen, tetapi tak mengorbankan orang lain demi kepentingannya. Tak harus menjadikan orang lain itu mengabdi secara utuh kepadanya. Saya suka politisi yang memberontak !

Jogja, 19/12/2018

Comments