Penindasan Gaya Baru




Setiap waktu, setiap seasion, setiap belajar adalah belajar upaya untuk mengemansipasi diri dari sebuah keertindasan. Upaya untuk memerdekakan seseorang dari keterpurukkan. Tetapi semua akan menjadi sia-sia yang kamu pelajari, jika kamu sendiri malah menindas orang lain, malah menindas makhluk lain. Apa yang kamu bicarakan itu nonsense, omong kosong Nak!.

Lihat saja realita dalam hidupmu, kamu memperjuangkan nasibnya buruh. Kamu memperjuangkan kemerekaannya. Tapi kamu sendiri malah menindas orang tuamu. Dengan cara apa? Dengan cara kamu memaksa orang tuamu untuk membiayai kamu. Untuk menuruti kemauanmu. Setelah dituruti kamu tak memanfaatkan fasilitas dengan maksimal apa yang diberikan oleh orang tuamu. 

Di sini aku akan memperinci dua hal yang telah aku jelaskan di atas. Yang pertama, soal orang tua yang membiayai anaknya. Yah kamu mau berdalih apapun, misal saja “ya sudah jadi tanggung jawab orang tua dong untuk membiayai anaknya sampai selesai”. Ya nek gitu caranya ya gak ada batasan secara mutlak. Yo nek wong tuo mu ki Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan jumlah saudaramu itu sedikit, ya itu gampang lah untuk mmengatasi masa pendidikkan anaknya hingga selesai, bosan dan sampai paling pucuk atas pendidikkan. Berbeda lagi dong dengan orang tua yang PNS atau petani yang jumlah saudaranya banyak, otomatis ya berat banget. Mo nuntut orang tua untuk membiayai anaknya sekolah karena hobby dan ingin melanjutkan studynya yang paling tinggi? Ya ngoyo Nduk,! Yo karo dibatasi dan karo mawas dirilah nek persoalan iki. Gak perlu kan nuntut orang tua untuk terus-terusan membiayai sekolahmu untuk ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau mau lebih tinggi ya berjuanglah dengan keringatmu sendiri, kerja! Persoalan nikah ya itu urusan nanti kalau emang sudah mencapai di target usiamu.

Untuk persoalan kedua, memanfaatkan fasilitas yang kamu tuntut dari orang tuamu sendiri, misal saja handphone, laptop, dan motor. Jika sudah ada semua itu ya dimnfaatkan dong alat produksinya. Jangan hanya minta uang untuk mengisi bensin, untuk beli pulsa sedangkan produksi pengetahuan dan berfikir aja jarang. Itu penindasan gaya baru lagi terhadap orang tua! 

Jika memang kamu benar-benar pejuang yang ulung, berikan daya tawar atas penindasanmu terhadap orang tuamu (yang masih bergantung dg ortu) dengan hal yangmampu membuat orang tuamu ini merasa bangga. Misalnya, dengan kamu memanfaatkan benar-benar alat produksi yang diberikan oleh beliau. Dengan Handphone tak dianjurkan hidupmu untuk beromantisme dengan orang yang sedang mendekatimu, dengan laptop bukan untuk main game, dengan hape bukan hanya untuk jalan-jalan doang. Janganlah bertindak untuk kepentingan dan manfaat untuk dirimu sendiri saja, tapi bertindak yang mampu memberi manfaat ke orang yang ada di sekelilingmu. Percuma saja wacana sosial jika penindasan berlaku dalam keluarga. Sadarlah, melek!!!

Comments