Semester Enam,bau-bau perasaan tak normal

Banyak hal sebenarnya yang ingin aku tulis. hal yang bikin semraut pikiran, keruwetan bertindak, kejenuhan hati dan kesedihan ketika melihat mirisnya persoalan hidup yang bikin nyesek di hati. Di tambah lagi, kalau bicara soal wisuda serasa ingin mngupat "What The Hell" habis-habisan.

Walaupun ketika aku menuliskan artikel ini, umurku di kampus baru tingkat enam. Tapi bau-bau semester tua yang dituntut untuk segera memikirkan masa depaa, yang kata dosen Advokaturku sebut saja nama beliau inisial F, yang menuntut mahasiswanya untuk berfikir secara matang bahwa kelak setelah lulus akan menjadi apa?(!). Ditambah lagi dengan pernyataan bahwa semester enam sampai delapan adalah masa-masa yang panas.. Panasss menyusun banyak hal untuk ke depannya.

Ngobrolin persoalan masa depan memang menjenuhkan, bagi manusia yang ruwet kayak aku ini. Masa depan yang aku gadang-gadangkan sewaktu kecil ternyata tidak seindah dalam bayanganku waktu itu. ya karena proses dialektika sehingga impian untuk segera mencapai cita-cita begitu sedikit berat kaki ini untuk melangkah. Walaupun hampir sudah 5 hari ini Ibuku ngediemin aku gara-gara aku meminta dispensasi waktu untuk tidak lulus dengan tergesa-gesa.

Hingga Ibuku berjanji akan memberiku reward jika aku mampu lulus tepat aktu atau hanya aku tempuh 3,5 tahun. Permohonanku sewaktu masih semester pendek dulu untuk dilanjutkan lagi ke tingkat magister, yang dulunya aku ditolak mentah-mentah dan diminta untuk segera menkah supaya aku bisa dibiayai oleh suamiku. Sekarang ternyata malah digadang-gadangkan untuk segera lulus dan segera dilajutkan ke tingkat Magister.

Masya'Allah Ibu, pikiranku tak lagi tertarik ke arah sana. Aku hanya takut Bu menghadapi dunia ini. Aku hanya mampu mengintip kerasnya dunia ini di balik bangku perkuliahan. Secara Bu,, aku beban dengan gelar sarjana hukum islam nanti. Aku takut tak bisa mengabdi ke pada masyarakat setelah aku peroleh gelar ahli hukum islam. Dan aku juga takut, kalau aku nanti seperti mereka yang ada di jajaran korporasi yang sering dikritik oleh para mahasiswa ini.

Aku takut ibu, takut ^^. Aku mau tidur ajalah. Melupakan rencana-rencana itu. Aku mau menikmati waktuku yang masih bisa menjadi mahasiswa ini. Tentu saja bukan dengan aku main-main Bu, tapi dengan menulis dan membaca. Persoalan masa depan difikir nanti ajalah. huaa

Comments