Kampus di Bawah Kepemimpinan Premanisme

Kamis (16/12), Wakil Dema Universitas atau Wakil Presiden UIN Suka yang baru saja terpilih main ke kantor Arena. Dengan gayanya yang baru ala pejabat yang telah mampu mengalahkan lawan partainya ia masuk dengan menginjak-injak buku PAB Arena yang kebetulan saat itu lagi tergeletak di lantai. Maklumlah sekarang dia jadi orang birokrasi, orang penting kalau di tataran mahasiswa.

Aku tidak memperdulikan apapun sikapnya, aku hanya ingin bercerita bahwa kerja organisasi terkadang terbenturkan oleh keadaan sosial yang menuntut rasa kemanusiaan. Aku merasakan begitu. karena kemaren aku sempat liputan beritanya pemilwa yang soal As'ad yang bertanya kemudian dikeroyok itu menjadikan aku jadi bulan-bulanan anak Partai Rakyat Demokrasi (PRM) maupun dari orang-orang Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) Universitas maupun fakultas untuk dikonfirmasi maupun diteror hanya sejenis gertakkan biar aku tidak macam-macam dalam penulisan berita.

Dengan keadaan seperti itu, selama dua hari aku memilih berdiam diri di kost dan menghindari ketemu banyak orang. Akhirnya permasalahan itu selesai setelah kawan saya si Faksi disidang oleh 18 orang yang kebanyakan mereka adalah dari PRM. Obrolan pertama memang pelik, terjadi bantah membantah, tetapi Faksi telah berhasil mengalahkan 18 anak itu. dan menanyai keinginan mereka itu seperti apa, kalau memang diberi space atas pemberitaan itu beritanya akan menjadi fakta bertingkat tetapi di sana menunjukkan bahwa anak PRM memanglah yang bersalah. akhirnya dengan keadaan itu mereka tidak ingin menuntut adanya pemberitaan yang berkelanjutan.

Awal sempat lega dengan kemenangan saudara saya itu, tetapi keesokkannya masih saja ada anak yang menanyai aku. yaah untuk saat itu pertanyaannya terkait bendera yang menjadi latar belakangku. ya aku memastikan ke mereka bahwasanya aku independent tidak dilatar belakangi oleh bendera manapun.

Hingga pada akhirnya pemilwa usai, aku memang harus selalu waspada. Dan sekarang Arena memang harus bertetangga dengan Dema yang isinya anak-anak PRM yang kebetulan kemaren sempat memanas dalam ranah pergaulan sosial. hahaha

Dan tadi pagi pas si Adi sebagai wakil wapres dia main ke Arena, aku sempat berbincang-bincang terkait keunganan mahasiswa atau dana UKT dan UKM. ya begitulah jawabanya masih normatif. serta di akhir perbincangan kita aku menanyakan kabar kasusnya As'ad yang telah dikeroyok waktu itu. dan jawabannya si Adi adalah "Hal itu wajarlah, namanya juga anak muda,". hahaha lucu, anak muda sih anak muda, tetapi ya gak harus memakai kekerasanlah untuk menyelesaikan permasalahan itu. Ahh Kampus ini dipimpin oleh demokrasi macam kekerasan yang dianggap hal itu sebuah kewajaran. Payah!

Comments